Sajak Tentang Hujan


tetes air hujan yang menyerbu atap rumah
juga sama seperti tetes air mata yang menyerbu pipi
hingga turun membasahi jalur lintasannya
jeritan hati mengalahkan bunyi hujan
hujan yang datang bersama kawannya kilat lintar
hujan yang selalu memecahkan gelapnya malam
hujan yang selalu membawa bau wangi tanah
hujan yang selalu mendatangkan jutaan tanya yang selalu membuatku terpojok
kenapa aku tak bisa mencintainya?
Disaat ia bisa mencintaiku dengan setulus hatinya
Kenapa aku tak bisa membalas cintanya?
Sekejam inikah aku padanya?
Apa yang harus aku lakukan?
Mungkinkah aku harus menulis namanya?
Menulis namanya disetiap langkah?
Menulis namanya ditanganku, agar aku slalu ingat padanya
Memejamkan mata untuk mengingat namanya?
Haruskah aku melakukan itu biar aku bisa benar benar  mencintainya?
Hujan berhenti

0 komentar:

Posting Komentar