PACAR BARU AYAH part1

“bu, kok ibu pucat?”. Kataku sambil menenggak es teh yang memang siang itu memang terik. “Cuman perasaanmu saja. Ibuk sehat”. Ujarnya sambil mengelap meja yang basah karena es tehku. Namun ini bukan perasaanku saja. Wanita paruh baya itu yang saat ini sedang memakai baju berlengan panjang, bercorak pink magenta dengan renda putih dilehernya itu memang terlihat sakit sejak 2hari yang lalu. Dalam kurun 2hari ini, wanita yang sangat aku banggakan itu tidak pernah kulihat makan nasi. Mungkin itu yang menyebabkan wajahnya pucat pasi.

Setibanya aku berkumpul dengan teman temanku dirumah Vivi. Rumah yang mempunyai latar lebar dan ditemani pohon pohon rindang disana. Sehingga se-tinggi apapun suhunya, tetap seperti seperti dikulkas. Aku yang ditemani Aris, cowok yang mengaku bahwa dirinya menganggap aku lebih dari sekedar teman, atau yang bisa disebut TTM itu memakai kaos jersey Barcelona. Riski, cewek imut berambut hitam panjang yang sengaja digerai dengan pita rambut yang disematkan dirambut kanannya tiba tiba melontarkan sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkan nyawa nyawa disekitar. “Laa, kenapa sih kamu kok pakek kerudung. Bukannya cuaca sedang puanas yaaa?”. Tanyanya sambil kipas kipas. Aku yang memang disana memakai celana hitam dipadukan dengan kaos tribal merah berlengan panjang dengan kerudung pink yang sedikit pucat. “Oh, karena kita istimewa”. Jawabku sambil memasang muka sok lucu. “hah?”. Tanyanya heran. “Karena wanita itu istimewa. Karena kita istimewa, kami tidak mau memamerkan keistimewaan kita”. Jawabku santai. “bisakah kamu memberi kita sedikit motivasi agar aku bisa berkerudung?”. “perubahan itu penting. Namun kita berubah itu perlu proses. Aku dulu sangat dipaksa pakek kerudung sama ayah. Sampek pernah dipotong pendek nih rambut. Tapi sekarang yaa nyadar nyadar sendiri”. Jelasku pnajang lebar, yang hanya menghasilkan muka mereka datar dan manggut manggut tak jelas.

Seperti it aku membanggakan ayah. Bahkan aku sering memamerkan kesamaan kami kepada teman temanku yang juga sering bercerita tentang sosok pemimpin ayah mereka. Bahkan tak jarang aku juga menceritakan tentang kehebatan dan cerita kekonyolanku kepada Aris. Hal itu yang pernah membuat Aris kengen dengan ayahnya yang beberapa bulan lalu mengahadap Tuhan. Aku hanya merasa hanya ayah yang sering mengantarkanku kemana aku inginkan. Karena ibu tidak bisa mengendarai sebuah motor. Yaaah.. jadi kemana mana yaa sama ayah doang. Rekatnya juga sama ayah doang. Tapi tetep bobok siang sama ibuk.

Semua hari adalah hari baik. Entahlah aku tidak merasa ada kejanggalan dengan hari ini. Aku hanya merasa bahagia karena semalam aku pulang dari rekreasi kelas dari Malang.  Aku yang saat itu baru saja pulang dari tempat kursusku, melihat ibuku bercucuran air mata. bersambung..



                                 

0 komentar:

Posting Komentar